Bajak atau luku adalah alat yang biasa
digunakan petani untuk mengolah tanah mereka sebelum ditanami dengan cara
membalik tanahnya. Hal tersebut dimaksudkan agar kesuburan tanah sawah tetap
terjaga, walaupun sudah di tanami tanaman beberapa kali. Bentuk bajak sendiri
biasanya berupa kayu berbentuk segitiga dengan disambungkan ke hewan-hewan
untuk menarik bajak tersebut. Hewan yang dipakai untuk membajak sendiri
biasanya yaitu hewan-hewan yang jinak tetapi kuat, seperti halnya sapi dan
kerbau.
Alat tersebut sudah jarang ditemui untuk saat ini. Peralatan bajak yang modern telah menyingkirkan alat bajak tradisional tersebut, padahal waluku (bajak tradisional) merupakan salah satu warisan budaya yang banyak maknanya.
Keunggulan waluku dari alat bajak modern adalah hubungan sosial diantara petani seperti ketika akan meminjam peralatan maupun hewan penarik (kerbau) pada petani lain dan komunikasi saat sedang membajak sawah-sawah mereka yang khas dengan nyanyian-nyanyian daerah asal mereka. Berbeda dengan bajak modern, kebiasaan-kebiasaan tersebut pun mulai hilang.
Keunggulan waluku dari alat bajak modern adalah hubungan sosial diantara petani seperti ketika akan meminjam peralatan maupun hewan penarik (kerbau) pada petani lain dan komunikasi saat sedang membajak sawah-sawah mereka yang khas dengan nyanyian-nyanyian daerah asal mereka. Berbeda dengan bajak modern, kebiasaan-kebiasaan tersebut pun mulai hilang.